“ BI: peredaran uang palsu belum mengkhawatirkan ”
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Biro Kebijakan dan Pengedaran Uang, Direktorat Pengedaran Uang, Bank Indonesia Eko Yulianto menyatakan, peredaran uang rupiah palsu masih belum terlalu mengkhawatirkan karena jumlahnya masih relatif kecil.
"Dari sisi peredaran belum terlalu mengkhawatirkan," katanya ketika berdialog dengan 13 belas wartawan ekonomi dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang melakukan kunjungan ke Kantor Bank Indonesia (BI), di Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan, dalam satu juta lembar uang rupiah dengan berbagai nominal, sebanyak tujuh lembar dinyatakan palsu. Berbeda halnya dengan di Amerika Serikat (AS), dari satu juta lembar uang dolar AS, sebanyak 99 lembar dinyatakan palsu, begitu juga dengan di Eropa, dalam satu juta lembar uang Euro, sebanyak 55 lembar dinyatakan palsu.
Meski nilainya belum mengkhawatirkan, pihaknya tidak terlena dan tetap melakukan berbagai upaya untuk mencegah meningkatnya jumlah peredaran uang palsu.
Eko menambahkan, beberapa upaya yang dilakukan, seperti melakukan "security picture" atau pengamanan dari sisi gambar uang dan meningkatkan sosialisasi langsung kepada masyarakat sehingga lebih mengenal bentuk uang asli.
"Upaya lainnya adalah melakukan terus melakukan "rainbow effect" atau perubahan dari sisi gambar dan warna," katanya.
Sosialisasi tentang keaslian uang rupiah tidak saja dilakukan oleh BI pusat, tetapi juga oleh Kantor BI di daerah terutama yang tinggi jumlah peredaran uang rupiah palsu seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara.
"Kelima provinsi itu masuk lima besar daerah peredaran uang palsu di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Kasir Muda Senior Direktorat Pengedaran Uang, Bank Indonesia Susilo Wiyono Hadi, mengatakan, sebagian besar uang palsu yang beredar di wiayah Jakarta, ditemukan pada saat penyortiran ulang terhadap uang yang disetor bank konvensional dengan menggunakan mesin canggih dari Amerika dan Jerman.
Ia menyebutkan, dalam empat bulan terakhir ini rata-rata uang rupiah palsu yang ditemukan sebanyak 500 lembar per bulan dengan pecahan paling banyak adalah Rp50 ribu dan Rp100 ribu.
"Dari sisi peredaran belum terlalu mengkhawatirkan," katanya ketika berdialog dengan 13 belas wartawan ekonomi dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang melakukan kunjungan ke Kantor Bank Indonesia (BI), di Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan, dalam satu juta lembar uang rupiah dengan berbagai nominal, sebanyak tujuh lembar dinyatakan palsu. Berbeda halnya dengan di Amerika Serikat (AS), dari satu juta lembar uang dolar AS, sebanyak 99 lembar dinyatakan palsu, begitu juga dengan di Eropa, dalam satu juta lembar uang Euro, sebanyak 55 lembar dinyatakan palsu.
Meski nilainya belum mengkhawatirkan, pihaknya tidak terlena dan tetap melakukan berbagai upaya untuk mencegah meningkatnya jumlah peredaran uang palsu.
Eko menambahkan, beberapa upaya yang dilakukan, seperti melakukan "security picture" atau pengamanan dari sisi gambar uang dan meningkatkan sosialisasi langsung kepada masyarakat sehingga lebih mengenal bentuk uang asli.
"Upaya lainnya adalah melakukan terus melakukan "rainbow effect" atau perubahan dari sisi gambar dan warna," katanya.
Sosialisasi tentang keaslian uang rupiah tidak saja dilakukan oleh BI pusat, tetapi juga oleh Kantor BI di daerah terutama yang tinggi jumlah peredaran uang rupiah palsu seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara.
"Kelima provinsi itu masuk lima besar daerah peredaran uang palsu di Indonesia," katanya.
Sementara itu, Kasir Muda Senior Direktorat Pengedaran Uang, Bank Indonesia Susilo Wiyono Hadi, mengatakan, sebagian besar uang palsu yang beredar di wiayah Jakarta, ditemukan pada saat penyortiran ulang terhadap uang yang disetor bank konvensional dengan menggunakan mesin canggih dari Amerika dan Jerman.
Ia menyebutkan, dalam empat bulan terakhir ini rata-rata uang rupiah palsu yang ditemukan sebanyak 500 lembar per bulan dengan pecahan paling banyak adalah Rp50 ribu dan Rp100 ribu.
SUMBER : http://www.antaranews.com/berita/283774/bi-peredaran-uang-palsu-belum-mengkhawatirkan
0 komentar:
Posting Komentar