BI desak bunga bank turun
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution meminta perbankan memasukkan penurunan suku bunga pinjaman mengikuti turunnya BI Rate dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang akan diajukan kepada BI mulai akhir November ini.
BI akan mencermati RBB yang diajukan perbankan dan akan melihat apakah bank sudah menurunkan bunga pinjaman sesuai dengan BI rate yang sudah turun 75 basis poin sejak Oktober lalu, kata Darmin di Jakarta, Jumat.
"Kita punya waktu cukup untuk bicarakan dengan pimpinan banknya jika RBB-nya dianggap tidak mengakomodasi penurunan BI rate. Pokoknya kita akan cermati RBB bank terutama yang besar-besar. Kita bisa setuju atau tidak setuju RBB yang diajukan. Kalau kita tidak setuju, tidak akan ada RBB-nya," kata Darmin.
BI melakukan desakan kepada banik karena sebelumnya otoritas moneter hanya mengimbau bank menurunkan bunga pinjaman mengikuti penurunan BI Rate.
"Kita tidak bisa lagi sekadar menurunkan policy rate dan berharap mereka turunkan lending rate-nya, sekarang kita akan lihat RBB-nya, kita akan panggil mereka jika RBB-nya kita anggap tidak memasukkan faktor perubahan itu," katanya.
Darmin menjelaskan, selama ini bank-bank sering beralasan bahwa RBB itu sudah disetujui RUPS, dan sudah disetujui BI dengan tingkat NIM yang sudah ditentukan.
BI juga akan melihat apakah imbauan efisiensi sejak 10 bulan lalu sudah dilakukan perbankan. "Sejak 10 bulan lalu kita sudah minta mereka melakukan efisiensi dan ini saatnya kita tagih dan mereka harus tulis di RBB," tegasnya.
Meskipun begitu, Darmin menilai bank tidak bisa serta merta menurunkan bunga karena harus melakukan berbagai persiapan. "Jangan berharap begitu BI rate turun maka akan turun lending rate karena mereka kan organisasi yang besar."
BI akan mencermati RBB yang diajukan perbankan dan akan melihat apakah bank sudah menurunkan bunga pinjaman sesuai dengan BI rate yang sudah turun 75 basis poin sejak Oktober lalu, kata Darmin di Jakarta, Jumat.
"Kita punya waktu cukup untuk bicarakan dengan pimpinan banknya jika RBB-nya dianggap tidak mengakomodasi penurunan BI rate. Pokoknya kita akan cermati RBB bank terutama yang besar-besar. Kita bisa setuju atau tidak setuju RBB yang diajukan. Kalau kita tidak setuju, tidak akan ada RBB-nya," kata Darmin.
BI melakukan desakan kepada banik karena sebelumnya otoritas moneter hanya mengimbau bank menurunkan bunga pinjaman mengikuti penurunan BI Rate.
"Kita tidak bisa lagi sekadar menurunkan policy rate dan berharap mereka turunkan lending rate-nya, sekarang kita akan lihat RBB-nya, kita akan panggil mereka jika RBB-nya kita anggap tidak memasukkan faktor perubahan itu," katanya.
Darmin menjelaskan, selama ini bank-bank sering beralasan bahwa RBB itu sudah disetujui RUPS, dan sudah disetujui BI dengan tingkat NIM yang sudah ditentukan.
BI juga akan melihat apakah imbauan efisiensi sejak 10 bulan lalu sudah dilakukan perbankan. "Sejak 10 bulan lalu kita sudah minta mereka melakukan efisiensi dan ini saatnya kita tagih dan mereka harus tulis di RBB," tegasnya.
Meskipun begitu, Darmin menilai bank tidak bisa serta merta menurunkan bunga karena harus melakukan berbagai persiapan. "Jangan berharap begitu BI rate turun maka akan turun lending rate karena mereka kan organisasi yang besar."
SUMBER : http://www.antaranews.com/berita/284043/bi-desak-bunga-bank-turun
0 komentar:
Posting Komentar