DAMPAK HUTANG AS



Soal Hutang, Indonesia Jangan Tiru Amerika!


JAKARTA – Utang Indonesia hingga April 2013 mencapai angka Rp2.036 triliun. Walau demikian, pemanfaatan uang pinjaman yang tidak produktif tersebut menjadi alasan semakin besarnya jumlah pinjaman Indonesia. 

Pengamat valas, Farial Anwar, mengatakan, saat ini Indonesia banyak terlena oleh persentase utang, tidak melihat jumlah digit riilnya.
"Selama ini kita hanya bermain di persentase, tidak menghitung dari sisi nominalnya. Utang kita pun selama ini tidak pernah produktif untuk pembangunan infrastruktur, lebih banyak dijarah oleh Nazarudin dan kawan-kawannya," ujar dia saat kepada Okezone, Senin (14/10/2013).

Lebih lanjut Farial menjelaskan, utang Indonesia saat ini lebih banyak dihabiskan untuk keperluan rutin, seperti pembiayaan perjalanan dinas, membayar pegawai pemerintah, dan dikorupsi. Akibatnya, dari generasi demi generasi jumlah utang semakin besar.

"Uang lari ke partai, sapi, simulator SIM, dan proyek olahraga," katanya.

Meski Amerika Serikat merupakan negara besar, Indonesia tidak lantas harus meniru seluruh gerak-geriknya, demikian pula dengan Eropa. Kedua negara tersebut saat ini tengah tenggelam dalam utang. Akibatnya, kondisi politik dan ekonomi negara-negara itu menjadi kacau.

"Eropa itu ‘besar pasak daripada tiang’. Penghasilan dari sektor impor dan yang lain dari negara ini tidak dapat menutupi anggaran pembangunannya. Ini juga yang terjadi pada Amerika. Cara Amerika menitipkan surat utang sudah kehilangan integritas sejak negara tersebut kesulitan membayar tagihan. Akibatnya, surat utangnya kehilangan pembeli," kata Farial.

Di akhir Farial menuturkan, Indonesia harus pandai menilai dan menyaring kebijakan negara asing. Jangan sekadar hanya ikut tren, karena bukan tidak mungkin hal ini justru membuat Indonesia terperosok ke lubang yang sama.

"Jadi jangan kagum kepada Amerika atau Eropa yang mengajarkan kita tentang manajemen ekonomi, belum tentu ekonominya juga bagus. Jika sampai pengajuan utangnya ditolak, Amerika bisa dikatakan gagal dalam manajemen ekonominya," pungkas dia. (kie)



ANALISIS

Hutang Amerika berdampak langsung terhadap Indonesia jika Indonesia menjadi salah satu pembeli obligasi AS, maka ini akan berpengaruh terhadap sistem keuangan kita, sedangkan dampak tidak langsung yang menimpa Indonesia adalah terjadinya perlambatan ekonomi global yamg berpengaruh terhadap melemahnya harga komoditas karena menurunnya permintaan global. Akibatknya adalah tentu saja penerimaan pajak akan menurun juga secara tidak langsung.

Jepang memiliki obligasi senilai 1,4 triliun dolar AS, China 1,28 triliun dolar AS yang apabila terjadi gagal bayar pasti ada pengaruhnya terhadap pasar keuangan dunia dan krisis hubungan bilateral antar negara-negara yang memiliki obligasi AS dengan AS. Jadi hal tersebut dapat memicu krisis politik antarnegara maupun regional implikasi dari runtuhnya kepercayaan banyak negara terhadap kekuatan AS.

Oleh sebab itu, pemerintah seharusnya mempersiapkan suatu skenario waspada yang ditunjukkan dengan kebijakan fiskal melalui APBN yang fokus kepada belanja-belanja yang bersifat meningkatkan produktifitas sehingga daya saing ekonomi dan pasar tenaga kerja Negara kita akan tetap terjaga dan pemerintah pun juga harus memberi sanksi yang tegas bagi para koruptor.


SUMBER

http://economy.okezone.com/read/2013/10/14/20/881444/soal-utang-indonesia-jangan-tiru-amerika


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar