Teknik
Berlatih Mengembangkan Paragraf
1.Pengembangan
Paragraf
Pengarang
itu adalah usaha mengembangkan beberapa kallimat topik. Dengan demikian, dalam
karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh
karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya
mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh
dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf
yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga
buah kalimat topik.
Penggemar
seruling buatan Frederik Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal
memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan
menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan
seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen
tiup ahli dunia.
Perhatikan
Paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan kalimat-kalimat di atas.
Penggemar
seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal
memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh
beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah Morgan mengumumkan
bahwa pemesanan serulingnya ditutup.
Pada
Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu
banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Jika seruling dibuat terus
menerus Morgan harus bekerja selama 14 tahun guna memenuhi pesanan tersebut.
Seruling buatan Morgan sangat berperan pada musik di dunia Eropa sejak tahun
1950.
Memang
dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia. Beberapa
ahli lainnya adalah Hans Caolsma (Utrecht), Mortin Skovroneck (Bremen),
Fredrick Van Huene (Amerika Serikat),Klaus Scheele (Jerman), serta Shigchoru
Yamaoka dan Kuito Kinoshito (Jepang).
Kalau
kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih ”berbicara” dari
pada paragraf sebelumnya, yang mengandung tiga buah kalimat topik. Paragraf
terakhir hemat akan kalimat topik, tetapi kreatif dengan kalimat-kalimat
penjelas.
2.Teknik
Pengembangan Paragraf
Teknik
pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam. Pertama, dengan
menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan
digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar
dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”. Apa yang
dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan
sesuatu yang meyakinkan.
Di
dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi beberapa cara
yang lebih praktis, di antaranya (a) dengan memberikan contoh, (b) dengan
menampilkan fakta-fakta, (c) dengan memberikan alasan-alasan dan (d) dengan
bercerita.
a.
Dengan memberikan Contoh/Fakta
Perhatikan
paragraf berikut:
Kegiatan
KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh tengkulak-tengkulak,
seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh
tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung
ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi.
Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua
koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam
menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu.
Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koprasi.
Dalam
mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum,
contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan
bukan contoh yang dicari-cari.
b.
Dengan Memberi Alasan-Alasan
Dalam
cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika,
dibuktikan denga uraian-uraian yang logis dengan menjelasakan sebab-sebab
mengapa demikian .
Perhatikan
paragraf berikut.
Membiasakan
diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga
itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja
kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan menderita beberapa penyakit
karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu
menderita sakit, berarti membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula
melumpuhkan kegiatan negara.
c.
Dengan Bercerita
Biasanya
pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah
berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu,
pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.Perhatikan paragraf
berikut :
Kota
Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku.
Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga,
tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit
bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang
tak henti-hentiya berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di
kejauhan.
Bagian
paragraf menurut teknik pemaparannya:
Paragraf
menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif,
ekspositoris, agumentatif, dan naratif.
a.Deskriptif
Paragraf
deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan
apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau
tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri
kekanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang
tertangkap oleh pancaindra.
Contoh
sebuah paragraf deskriptif:
Pasar
tanah abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di
toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai
dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan
pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Disamping
kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan pada bagian belakang kita dapat
berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua,
dan tiga.
b.
Ekspositoris
Paragraf
Ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu
objek. Tertuju pada satu unsur saja. Penyampainnya dapat menggunakan
perkembangan analisis atau keruangan.
Contoh
Paragraf Ekspositoris:
Pasar
Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh
kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk
setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk
ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
c.
Argumentatif
Paragraf
argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf
argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih brsifat membujuk atau
menyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini
menggunakan perkembangan analisis.
Contoh
Paragraf Argumentatif:
Dua
tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha
Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab
pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari
19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang
dengan pesawat berusia tua. Amankan? kalo memang aman, lalu bagaimana cara
merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman di naiki?
d.
Naratif
Karangan
narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah
karangan narasi atau paragraf narasi haya kita temukan dalam novel, cerpen,
atau hikayat.
Contoh Paragraf
Naratif:
Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan Syairun. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan dia antar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Selamat yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.
Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan Syairun. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan dia antar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Selamat yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.