" Liburan encii Peby di BOROBUDUR ( 25 Desember 2012) "
Sejarah
Sejarah
Siapa yang belum pernah mendengar tentang Candi Borobudur?
Kemegahan, keindahan, serta keunikannya telah membuat Candi yang
dibangun oleh Dinasti Sailendra antara tahun 750 – 842 M ini dikukuhkan
menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia dan pada tahun 1991
ditetapkan oleh UNESCO di dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder Heritages).
Candi Borobudur pernah terkubur oleh lahar dingin
letusan dahsyat Gunung Merapi pada sekitar tahun 950 M dan baru
ditemukan pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia. Gubernur
Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda
purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro, Magelang. Karena
minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa (Raffles juga menulis buku
History of Java, 1817), maka Raffles segera memerintahkan H.C.
Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan
yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Pemugaran
pertama langsung dilakukan oleh Raffles, yaitu mulai menebangi
pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa
tersebut. Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai
orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian
dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi
ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda dan terus dilanjutkan
setelah Indonesia merdeka oleh pemerintah Republik Indonesia dengan
bantuan dari UNESCO. Seluruh proses pemugaran selesai pada tahun 1984.
Keistimewaan
Banyak
orang di seluruh dunia menjadikan Candi Borobudur sebagai tempat yang
wajib dikunjungi dalam hidupnya. Banyak teori yang berusaha menjelaskan
asal kata Borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan
berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur.
Penjelasan lain ialah bahwa kata Borobudur berasal dari kata bara dan budur. Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur atau beduhur artinya di atas atau bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai kompleks candi yang berada di atas bukit.
Penjelasan lain ialah bahwa kata Borobudur berasal dari kata bara dan budur. Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur atau beduhur artinya di atas atau bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai kompleks candi yang berada di atas bukit.
Luas
bangunan Candi Borobudur adalah 123 x 123 m dengan tinggi bangunan 34,5
m dan memiliki 1460 relief, 504 Arca Buddha, serta 72 stupa. Candi
Borobudur memiliki 10 tingkat (melambangkan sepuluh tingkatan Bodhisattva
yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha). 10
tingkat tersebut terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3
tingkat berbentuk bundar melingkar, dan sebuah stupa utama sebagai
puncaknya.
Candi
Borobudur dibangun sebagai perlambang dari banyak tahapan di dalam
teori Budha. Jika dilihat dari atas, Candi Borobudur berbentuk mandala
(bentuk tradisional Budha). Mandala adalah pusat dari gabungan antara
seni Budha dan Hindu. Bentuk dasar dari banyak mandala Hindu dan Budha
adalah persegi dengan empat titik masuk dan titik pusat yang melingkar.
Baik dari segi eksterior maupun interior, Candi Borobudur melambangkan
tiga zona tingkat kesadaran ditambah satu bidang utama yang
menggambarkan kesempurnaan atau nirvana.
Zona pertama adalah Kamadhatu
atau dunia fenomena, dunia yang dihuni oleh kebanyakan orang, yang bisa
juga diartikan dengan dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu
rendah". Tingkat paling bawah Candi Borobudur ini tertutup oleh pondasi
penyokong bangunan, sehingga tidak terlihat. Zona Kamadhatu yang
tersembunyi ini terdiri dari 160 relief yang menggambarkan kisah Karmawibhangga Sutra,
yaitu hukum sebab akibat. Relief-relief di sini menggambarkan hawa
nafsu manusia, seperti perampokan, pembunuhan, penyiksaan, dan
penistaan.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat dasar ini ditambahkan pada bangunan asli candi ini. Alasan penambahan bagian ini tidak 100 % pasti, namun sepertinya untuk stabilitas struktur bangunan dan memperkuat pondasi bangunan atau bisa juga karena alasan religius, yaitu untuk lebih banyak menutupi konten-konten cabul. Bagian tambahan ini tingginya 3.6 m dan lebarnya 6.5 m. Sudut bagian bawah yang tertutup ini telah dibuka secara permanen sehingga pengunjung dapat melihat pondasi yang tersembunyi termasuk beberapa reliefnya.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat dasar ini ditambahkan pada bangunan asli candi ini. Alasan penambahan bagian ini tidak 100 % pasti, namun sepertinya untuk stabilitas struktur bangunan dan memperkuat pondasi bangunan atau bisa juga karena alasan religius, yaitu untuk lebih banyak menutupi konten-konten cabul. Bagian tambahan ini tingginya 3.6 m dan lebarnya 6.5 m. Sudut bagian bawah yang tertutup ini telah dibuka secara permanen sehingga pengunjung dapat melihat pondasi yang tersembunyi termasuk beberapa reliefnya.
Zona 2 Rupadhatu
atau dunia transisi, di mana manusia telah terbebas dari hal-hal
duniawi, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini
melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Teras persegi Rupadhatu
berisi galeri relief batu pahat, juga rangkaian ceruk yang berisi
patung Budha. Secara keseluruhan, terdapat 328 patung Budha di dalam
zona yang juga memiliki banyak relief dengan hiasan murni ini. Manuskrip
berbahasa Sansekerta digambarkan di dalam zona ini melalui 1300
reliefnya, yaitu Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka, dan Awadana. Relief-relief tersebut berjejer sepanjang 2,5 km. Pada zona ini juga terdapat 1212 panel dekoratif.
Zona 3 Arupadhatu
atau dunia tertinggi, tempat tinggal para dewa. Tiga teras yang
melingkar ke arah pusat atau kubah stupa menggambarkan kenaikan ke dunia
atas. Teras-teras di sini memiliki ornamen yang lebih sedikit, dan
lebih mengutamakan kemurnian bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam atas,
di mana manusia sudah terbebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk
dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan
di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan.
Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Total, ada 72
stupa seperti ini.
Tingkat paling
tinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang
terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang.
Lokasi dan Fasilitas
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar 40 km sebelah barat laut Jogjakarta, 7 km arah selatan Kota Magelang, dan 100 km sebelah barat daya Semarang. Kompleks wisata Candi Borobudur menyediakan fasilitas dan akomodasi yang cukup lengkap, seperti hotel/penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cinderamata yang sangat komplit, pom bensin, dan sarana komunikasi, seperti wartel dan warnet. Di sekitar Candi Borobudur, juga banyak andong (sejenis kereta kuda) yang bisa dimanfaatkan untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks candi. Sedangkan di dalam kompleks candi, juga terdapat kereta bermesin jika kita capek atau malas berjalan sampai ke bangunan candi. Di dalam kompleks Candi Borobudur juga terdapat museum-museum yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar 40 km sebelah barat laut Jogjakarta, 7 km arah selatan Kota Magelang, dan 100 km sebelah barat daya Semarang. Kompleks wisata Candi Borobudur menyediakan fasilitas dan akomodasi yang cukup lengkap, seperti hotel/penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cinderamata yang sangat komplit, pom bensin, dan sarana komunikasi, seperti wartel dan warnet. Di sekitar Candi Borobudur, juga banyak andong (sejenis kereta kuda) yang bisa dimanfaatkan untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks candi. Sedangkan di dalam kompleks candi, juga terdapat kereta bermesin jika kita capek atau malas berjalan sampai ke bangunan candi. Di dalam kompleks Candi Borobudur juga terdapat museum-museum yang sangat menarik untuk dikunjungi.
0 komentar:
Posting Komentar