" Teknik Mengembangkan Paragraf "


Teknik Berlatih Mengembangkan Paragraf

1.Pengembangan Paragraf

Pengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kallimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.

Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.

Penggemar seruling buatan Frederik Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia.

Perhatikan Paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan kalimat-kalimat di atas.

Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah Morgan mengumumkan bahwa pemesanan serulingnya ditutup.

Pada Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Jika seruling dibuat terus menerus Morgan harus bekerja selama 14 tahun guna memenuhi pesanan tersebut. Seruling buatan Morgan sangat berperan pada musik di dunia Eropa sejak tahun 1950.

Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia. Beberapa ahli lainnya adalah Hans Caolsma (Utrecht), Mortin Skovroneck (Bremen), Fredrick Van Huene (Amerika Serikat),Klaus Scheele (Jerman), serta Shigchoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito (Jepang).

Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih ”berbicara” dari pada paragraf sebelumnya, yang mengandung tiga buah kalimat topik. Paragraf terakhir hemat akan kalimat topik, tetapi kreatif dengan kalimat-kalimat penjelas.


2.Teknik Pengembangan Paragraf

Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam. Pertama, dengan menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.

Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya (a) dengan memberikan contoh, (b) dengan menampilkan fakta-fakta, (c) dengan memberikan alasan-alasan dan (d) dengan bercerita.

a. Dengan memberikan Contoh/Fakta

Perhatikan paragraf berikut:

Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koprasi.


Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang dicari-cari.



b. Dengan Memberi Alasan-Alasan

Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan denga uraian-uraian yang logis dengan menjelasakan sebab-sebab mengapa demikian .

Perhatikan paragraf berikut.

Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.

c. Dengan Bercerita

Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.Perhatikan paragraf berikut :

Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

Bagian paragraf menurut teknik pemaparannya:

Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, agumentatif, dan naratif.

a.Deskriptif

Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri kekanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra.

Contoh sebuah paragraf deskriptif:

Pasar tanah abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Disamping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan pada bagian belakang kita dapat berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.


b. Ekspositoris

Paragraf Ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Tertuju pada satu unsur saja. Penyampainnya dapat menggunakan perkembangan analisis atau keruangan.

Contoh Paragraf Ekspositoris:

Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.


c. Argumentatif

Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih brsifat membujuk atau menyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.

Contoh Paragraf Argumentatif:

Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Amankan? kalo memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman di naiki?

d. Naratif

Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi haya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.


Contoh Paragraf Naratif:

Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan Syairun. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan dia antar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Selamat yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MACAM - MACAM PARAGRAF


“JENIS PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA”

1.Paragraf Deduksi
Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan kalimat topiknya selalu diawal.
Contoh:

Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye pilkada (pemilihan kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme dikalangan pejabat daerah merupaan prioritas utama yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani, nelayan, dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan ditingkatkan. Anggaran pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar dari pada anggaran sebelumnya. Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui dan ditambah. Selain itu, tidak akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah karena SPP dan buku murid-murid SD/MI sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang mampu akan ditanggung oleh pemerintah daerah.

2. Paragraf Induksi
Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian kecil atau hal-hal yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang bersifat umum disebut paragraf induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini penempatan kalimat topiknya berada diakhir paragraf.
Contoh:

Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda disebuah rumah dekat masjid. Setelah ibunya meninggal, dia diajak ke rumah pamannya di sebuah perkampungan kumuh yang sangat jauh dari masjid. Anak-anak muda di kampung itu terkenal dengan kenakalannya dan mereka senang bergerombol di mulut-mulut gang sambil menenggak minuman keras dan mengganggu orang-orang yang lewat. Akhirnya Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk dan suka berkelahi. Dia tidak segan-segan melukai seseorang ketika mabuk dan sering terlibat aksi tawuran antarkelompok remaja kampung itu. Kini Budi meringkuk dalam tahanan polisi, padahal dahulu ia seorang anak yang baik dan rajin shalat.

3.Paragraf Campuran
Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah paragraf. Paragraf ini di mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau kata transisi kalau ada. Setelah itu, kalimat topik di kembangkan lagi dan diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.
Contoh:

Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga setiap orang amat suka bersahabat dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah mencari perhatian orang lain dan selalu menyesuaikan dengan lingkungan tempat dia tinggal. Dia pandai berhias diri tetapi tidak pernah memakai make up yang berlebihan. Pantas laila menjadi idaman setiap jejaka. Di samping itu,dia pun rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat yang lima waktu atau tes yang sesuai dengan anjuran gurunya, prestasi setiap semesternya selalu meningkat dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama dikelasnya.

4.Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian kecil.
Contoh:

Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat yang kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti pasti membawa penyakit. Begitu juga orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa makan makanan yang diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang meresahkan warga.

5.Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.
Contoh:

Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak pengusaha terkenal di negeri tersebut. Dia seorang politis Muslim yang menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab, akibat pertentangannya dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh Amerika Srikat sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan Petagon dan WTC. Oleh karena itu , dia menjadi salah seorang daftar pencarian orang di Negara Amerika Serikat.

6.Paragraf Sebab-Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu.
Contoh :

Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak sawah yang akan ditanami padi selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau sudah diketahui tingkat keasamannya, beliau taburi kapur atau kalsit secukupnya dan dibiarkan beberapa hari sebelum diaduk. Ketika menanam, beliau selalu mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan pertanian) baik jarak dari rumpun ke rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam pada setiap rumpun. Dalam hal pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri, beliau juga menggunakan pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan aturan. Setiap pagi beliau pergi ke sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air yang dialirkan dari irigasi. Hama-hamanya, baik hama tikus maupun ulat penggerek batang selalu diberantas. Selain itu, Pa Ahmad selalu berdoa agar hasil panennya melimpah. Maka tak mengherankan apabila panen padi pak Ahmad tahun ini sangat melimpah.

7. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik.
Contoh :

Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara “Menembak” atau ”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calo yang biasa mangkal disana. Beresnya cepat sekali. Contoh lain waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya memberikan uang da salinan KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya. Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.

8. Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara mengulang bagian-bagian kalimat yang penting.
Contoh :

Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. Hidup tidak hanya unuk makan. Akan tetapi hidup manusia mempunyai tujuan. Tujuan hidup berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi ada persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan merupakan penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh menghadap segala tantangan dan rintangan. Rintangan dan tantangan membuat manusia berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan (Taringan,1981:34).


9. Paragraf Definisi
Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah dipahami oleh pembaca. Alat untuk memperjelas pengertian itu ialah kalimat pengembang.
Contoh :

Sosiolinguistik adalah ilmu antardisipliner yakni sosiologi dan lingustik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah bagi manusia didalam masyarakat. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Sosiolinguistik merupakan subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dalam pergaulan sosial. Sosiolinguistik mengkaji bahasa dan pemakaiannya dalam sosial budaya. Selain itu, sosiolinguistik dalam pengembangan subsidang linguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dalam konteks sosial. Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa: “Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan sosiologi dengan penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial didalam suatu masyarakat”.

10. Paragraf Deskriptif
Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak tersurat seperti pada paragraf-paragraf yang lain. Kalimat topik paragraf ini tersirat pada semua kalimat pengembang. Kita akan mengetahui kallimat topik setelah selesai membaca paragraf karena kalimat topik paragraf deskriptif merupakan simpulan semua paparan dalam paragraf.
Contoh :

Waktu itu jam 16.00, wasit mulai membunyikan peluitnya tanda pertandingan dimulai. Kedua kesebelasan sibuk mengatur strategi untuk menyerang dan mempertahankan gawangnya dari serangan lawan. Permainan cukup seru karena kedua keebelasan kekuatan dan semangatnya cukup seimbang. Penonton bersorak-sorai mendukung kesebelasan kesayangannya masing-masing. Tidak lama kemudian, salah satu kesebelasan ada yang “merobek gawang” lawannya. Pendukung yang menang mengejek habis-habisan kesebelasan yang kalah sampai mengeluarkan kata-kata “kotor”. Pendukung yang kalah merasa tidak enak sehingga terjadilah pertengkaran antarpendukung kesebelasan. Bukan hanya berperang mulut, melainkan juga mereka saling melempar dan berkelahi. Akhirnya, sebelum pertandingan selesai, wasit terpaksa membunyikan peluit panjangnya tanda pertandingan berakhir.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

" YLKI "


Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia



Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia disingkat YLKI adalah organisasi non-pemerintah dan nirlaba yang didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Mei 1973.

Tujuan berdirinya YLKI  
Untuk meningkatkan kesadaran kritis konsumen tentang hak dan tanggung jawabnya sehingga dapat melindungi dirinya sendiri dan lingkungannya..

Tata Cara Pengaduan Konsumen

Untuk memudahkan pengaduan, maka akan dijelaskan bagaimana prosedur untuk dapat mengadu ke YLKI dan bagaimana proses serta mekanisme penanganannya.

1. Melalui telepon, surat atau datang lansung.
Pengaduan melalui telepon dikategorikan menjadi dua yaitu
  1. hanya minta informasi atau saran (advice), maka telpon itu cukup dijawab secara lisan pula dan diberikan advice pada saat itu dan selesai
  2. Pengaduannya untuk ditindaklanjuti. Jika konsumen meminta pengaduannya ditindaklanjuti, maka si penelepon diharuskan mengirim surat pengaduan secara tertulis ke YLKI yang berisi :
1.          kronologis kejadian yang dialami sehingga merugikan konsumen
2.         wajib mencantumkan identitas dan alamat lengkap konsumen
3.         menyertakan barang bukti atau fotocopy dokumen pelengkap lainnya
(kwitansi pembelian, kartu garansi, surat perjanjian, dll)
4.        Apakah konsumen sudah pernah melakukan komplain ke pelaku usaha.
Jika belum pernah, maka konsumen dianjurkan untuk melakukan
komplain secara tertulis ke pelaku usaha terlebih dahulu.
5.         Cantumkan tuntutan dari pengaduan konsumen tersebut


2. Setelah surat masuk ke YLKI, resepsionis meregister semua surat-surat yang masuk secara keseluruhannya (register I).
Selanjutnya surat diberikan kepada Pengurus Harian setidaknya ada tiga yaitu
(a) ditindaklanjuti/ tidak ditindaklanjuti
(b) bukan sengketa konsumen
(c) bukan skala prioritas. Surat di disposisikan ke Bidang Pengaduan Konsumen dilakukan register II Khusus sebagai data pengaduan.  

3. 
3. Proses Administrasi
Setelah surat sampai ke personil yang menangani maka dilakukan seleksi administrasi disini berupa kelengkapan secara administrasi.
Langkah selanjutnya dilakukan setelah proses administasi dan analisis substansi, yaitu korespondensi kepada pelaku usaha dan instansi terkait sehubungan dengan pengaduan konsumen.

Pada tahap pertama korespodensi dilakukan bisanya adalah meminta tanggapan dan penjelasan mengenai kebenaran dan pengaduan konsumen tersebut. Di sini YLKI memberikan kesempatan untuk mendengarkan kedua belah pihak yaitu versi konsumen dan versi pelaku usaha. Tidak jarang dengan korespodensi ini kasus dapat diterima masing-masing pihak dengan memberikan jawaban surat secara tertulis ke YLKI yang isinya permintaan maaf kepada konsumen dan sudah dilakukan penyelesaian langsung kepada konsumennya.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan dalam korespodensi ini masing-masing pihak tidak menjawab persoalan dan bersikukuh dengan pendapatnya. Dalam kondisi ini YLKI mengambil inisiatif dan pro aktif untuk menjadi mediator. YLKI membuat surat undangan untuk mediasi kepada para pihak yang sedang bersengketa untuk mencari solusi terbaik.

4.Proses Mediasi
YLKI memberi kesempatan kepada kedua belah pihak untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya tanpa boleh dipotong oleh pihak lain sebelum pihak pertama selesai memberikan penjelasan. Setelah masing-masing menyampaikan masalahnya, maka YLKI memberikan waktu untuk klarifikasi dan koreksi tentang apa yang disampaikan oleh masing-masing pihak.
Setelah permasalahannya diketahui, maka masing-masing pihak berhak menyampaikan opsi atau tuntutan yang diinginkan, sekaligus melakukan negosiasi atas opsi atau tuntutan tersebut untuk mencapai kesepakatan. Apabila telah dicapai kesepakatan, maka isi kesepakatan itu dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan. Tahap akhir dari proses mediasi adalah mengimplementasikan hasil kesepakatan.
Dalam melakukan penyelesaian kasus secara mediasi, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu :
  1. terjadinya kesepakatan berarti selesai
  2. tidak terjadi kesepakatan alias deadlock, artinya kasus selesai dalam tingkatan litigasi.

Dari pengalaman yang selama ini ditemui bidang pengaduan, mayoritas kasus dapat diselesaikan dengan tercapainya kesepakatan damai. Walau memang ada satu dua yang mengalami deadlock. Namun proses mediasi lebih efektif dan memudahkan untuk segera terselesaikan kasus yang ada.
___________________________________________________________________
Contoh Kasus :

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta kepolisian turun tangan mengusut penyebab kematian pasien bernama Ayu Tria Desiana (9 tahun) di RS Anak dan Ibu Harapan Kita Jakarta, terkait adanya shooting sinetron 'Love in Paris' di tempat tersebut.
Pengusutan tersebut untuk mengetahui ada tidaknya kejahatan malpraktik yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap pasien.
"Menurut kami, pihak Rumah Sakit jelas sudah melakukan malpraktek. Oleh karena itu, saya kira polisi harus mengusutnya secara pidana karena ada unsur kelalaian yang mengakibatkan nyawa pasien melayang," ujar Ketua YLKI, Tulus Abadi, kepada Tribunnews.com, Kamis (27/12/2012).

Dalam pandangan YLKI, kasus meninggalnya Ayu ini harus diusut secara pidana agar kasus serupa tidak terulang pada pasien atau konsumen lainnya. "Harus diusut apa ada kesengajaan atau faktor manusianya," tandasnya.
Dari sejumlah kasus yang ditemukan dan diadukan ke YLKI, kasus meninggal Ayu tersebut adalah kali pertama terjadi. "Kalau benar meninggalnya pasien itu karena adanya shooting di lokasi pasien," jelasnya.

Tanggapan :

Dengan adanya proses syuting sinetron yang dilaksanakan di sekitar ruangan perawatan intensif sebuah rumah sakit, hal ini menyebabkan ketidaknyamanan dalam proses kegiatan rumah sakit, mengganggu kententraman dan meresahkan keluarga pasien.
Sehingga sebaiknya dari pihak rumah sakit lebuh mentertibkan aturannya untuk tidak melaksanakan proses shooting di ruang penting apalagi jika sedang ditempati dengan pasien.
Contoh : ruang ICU adalah ruangan penting yang sangat menyangkut dengan nyawa seseorang, maka pihak humas rumah sakit dan lainnya harusnya tidak menerima tawaran ruang icu sebagai lokasi shooting, karena ini sangat menggangu kenyamanan pasien.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS